A.R

A.R
The Win

Senin, 05 Mei 2014

Love first and finish




Cinta Pertama dan Terakhir

Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan
Di kala sedih
Sebelumnya ku ikat hatiku
Hanya untuk aku seorang
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian

Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku .................

Itulah lagu kesukaanku, ku nyanyikan lagu ka sherina dengan memainkan gitar setiap harinya berharap lagu itu bisa jadi kenyataan untuk hidupku.
“Hufft, kapan cowok yang ku sukain suka sama aku (berbicara dalam hati).”
“Hei, Ra melamun aja nih dari tadi, apa sih yang dipikirin, share dong sama aku, kalo aku bisa kasih solusi gitu”(sambil nyengir kuda).”
“Ahh apaan kamu ini siapa sih yang lagi ngelamun (sambil ngelak).
“Yang bener, kalo ada apa-apa cerita aja sama aku.”
“beneran ga ada apa-apa ko Mel (sambil tersenyum).”
“Ya udah kalo gitu kita kekantin yuk, aku laper nih Ra.”
“Oke. Oke deh.”

Oh iya, kenalin aku Rani. Aku punya 1 sahabat namanya Melda, kami berteman sudah sejak SMP, orangnya itu bawel tapi nyenengin abis makanya sampai sekarang aku ga pernah bosen sahabatan sama dia, walaupun kadang ada cekcok mulut sih tapi ga apa-apa karena itu wajar sebagai ujian dalam persahabatan.
“Mas pesan 2 porsi bakso ya seperti biasa, ucap Melda.”
“iya neng.”
Setiap harinya pasti aku dan Melda nongkrong di kantin buat makan 1 porsi bakso karena bakso pa Lenya enak banget, sumpah deh.
“Ra setelah pulang sekolah kita jalan yuk ke mall ato kemana gitu.”
“ahh males aku Mel, aku mau pulang langsung aja.”
“yah ko gitu, pliss mau yah, aku lagi sumpek banget nih dirumah.”
“emang kenapa jadi sumpek sih Mel?”
“karena mamah sama papah ku keluar negeri, jadi tinggal aku sama ade ku aja deh dirumah, mau yah Ra(sambil tersenyum).”
“ya sudah, aku mau deh, demi kamu Melda sahabatku.”
“makasih sayang Rani.”
Bel pun berbunyi saatnya kami masuk kekelas kami tercinta yaitu XI IPA 1, dan saat kami masuk ada kabar menggembirakan bahwa guru yang mengajar dikelas kami tidak dapat masuk, karena menghadiri acara keluarga, serentak anak-anak bersorak gembira.
“Asyik, Ibunya ga masuk.”ucap Melda
“iya Mel aku senang banget ga belajaran jam terakhir ini, itu berarti kita sekarang bisa pulang dong.”
“Iya Ra, yuk kita ke mall sekarang yah”
“iya-iya deh.”
Kami pun bergegas keparkiran buat ngambil motor kami masing-masing, setelah kami mengambil motor maka kami pergi menuju mall yang paling besar dikotaku ini. Kami pun akhirnya sampai di mall, selanjutnya kami memasuki mall dan mencari toko yang aksesorisnya bagus-bagus. Saat itu akupun tak sengaja bertabrakan dengan seorang cowok.

“Maaf ya udah nabrak kamu, ucap cowok itu.”
“oh iya ga papa, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu.”
“hmm iya, kalo gitu sama-sama bermaafan aja kita (sambil tersenyum).”
“oke deh betul banget kata kamu. Ya sudah aku mau kesana dulu yah.”
“oke deh, hati-hati teman.”(sambil tersenyum).”
Kami pun berpisah di depan salah satu toko di mall tersebut. Namun aku heran, aku terus saja memikirkan cowok yang bertabrakan dengan aku tadi.
“ kerennya (ngomong sendiri).”
“Kamu bilang apa tadi Ra.”
“ehh ga ko Mel.” (sambil ketawa kecil).”
“apa-apaan kamu ini ga jelas banget.”
“Biarin aja, bleee (sambil menjulurkan lidah) .”
Kami berdua pun mulai menelusuri lagi toko-toko yang ada di mall ini, untunglah akhirnya kami menemukan toko aksesorisnya yang bagus-bagus, Melda pun cepat-cepat untuk masuk memilih aksesoris lalu kemudian membelinya. Aku pun malah ga berminat buat beli aksesoris itu karena diotak ku saat ini adalah sesosok cowok keren yang nabrak aku tadi.
“hei, Ra kamu ga mau beli aksesoris, banyak yang bagus-bagus nih.”
“ga ahh males Mel.”
Setelah Melda menyelesaikan buat shoping aksesoris ditoko tersebut, maka kami berdua pun pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan aku pun masih saja memikirkan cowok tersebut seperti orang yang sedang jatuh cinta. Dan aku tak merasa sama sekali bahwa aku sudah berada tepat didepan rumahku, hampir-hampir mau kelewatan.
“aduh aku ini kenapa sih (bergumam dalam hati).”
Saat aku sampai di depan rumah, ternyata ada sesosok cowok yang mirip dengan orang yang tadi nabrak aku di mall duduk di depan teras rumahku seperti lagi menunggu seseorang, dan akupun menghampirinya karena aku penasaran apakah benar dia cowok yang bertabrakan dengan aku tadi. Setelah aku didepan dia duduk akupun terkejut ternyata itu benar seorang cowok yang bertabrakan dengan aku tadi. Dan langsung aku bertanya kepadanya.
“hei, kamu ngapain kesini, tau rumahku dari mana?”.(ucapku heran)
“hmm, aku kesini cuma mau ngebalikin dompet kamu yang jatuh tadi waktu kita bertabrakan, ya karena dompet kamu yang jatuh ini didalamnya terdapat KTP. Jadi aku bisa nemuin alamat kamu, maaf yah lancang buka isi dompetmu (sambil tersenyum).”
“oh iya ga apa-apa, terima kasih banyak ya. Nama kamu siapa kalau boleh aku tau?.”
“Nama aku Rangga, kalau nama kamu siapa?”
“kalau aku Rani, salam kenal ya. Mampir ke rumahku dulu Ga.
“iya salam kenal juga, ga Ra, aku lagi mau ketempat temanku nih, nanti kapan-kapan aku bisa aja ketempatmu lagi. (sambil tersenyum).”
“oke deh ga papa, janji yah nanti kamu bakal mampir ketempatku.”
“oke. Hmm boleh ga aku minta nomer kamu? Kalo nanti ada apa-apa gitu.”
“oh iya boleh 0897xxxxxxx, jangan disebarin yah. (sambil tertawa).”
“hahaha, iya ga bakalan ku sebarin. Aku pergi dulu ya, sampai ketemu lagi.
“iya, sambil ketemu lagi.”(sambil tersenyum).”
Rangga pun pergi dari rumahku, akupun masuk kerumahku dengan hati yang sangat berbunga-bunga. Rasanya aku sangat bahagia, keceriaanku kembali datang dalam hidupku, aku bagaikan matahari yang memancarkan sinar begitu teriknya seperti sangat bersemangat gitu. J
Tak terasa malam pun telah tiba saatnya aku tidur dan besok harus bangun pagi-pagi karena ada senam pagi seperti biasa setiap hari jum’at.
“ hoammm, aduh aku telat bangun.”
Akupun cepat-cepat bergegas pergi kekamar mandi, selanjutnya memakai seragam dan langsung pergi kesekolah tanda sarapan pagi dulu.
“Mamah, Papah aku pergi dulu yah, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam, aduh belum sarapan pagi lagi Rani ini.”
Sesampai aku disekolah aku dikejutkan dengan satu sms yang masuk di handphone ku.
“siapa sih pagi-pagi sms aku. Hah, Rangga.”

Isi dari smsnya Rangga:
“Ra kita ketemuan yuk setelah pulang sekolah dicafe dekat sekolah kamu.”
“boleh, tapi memang kamu tau dari mana sekolahku?.”
“tau ko dari kartu pelajarmu J
“oke kalo begitu, setelah pulang sekolah yah.”
“iya Ra ku tunggu.”
Saat itu aku ga sabar pengen cepat-cepat pulang sekolah biar bisa ketemu sama Rangga. Padahal saat itu aku lagi senam, sampai gerakkan senamku salah-salah.
“Ra kenapa gerakanmu salah-salah begitu.”
“ga papa cuma lagi lupa sama gerakannya doang.
“alasan doang, bisanya ngelak terus kamu ini.”
“hehehe.”
Senam pun telah berakhir saatnya kami masuk untuk pelajaran selanjutnya.
Setelah pelajaran selesai saatnya kami pulang. Aku bergegas untuk pulang dan aku segera pergi ke cafe itu untuk bertemu Rangga. Saat aku berada disana aku tak menemukan rangga, aku menunggu dia disana sampai malam telah tiba, ku coba sms dan telpon namun tak diangkat-angkat. Aku khawatir dan panik, apa yang harus ku lakukakan agar dia bisa membalas sms dan telpon ku.
Di tempat yang berbeda ternyata pacarnya Rani lagi dipesta ulang tahun temannya dan dia lupa kalau hari ini dia ada janji bertemu dengan Rani di cafe, karena teman-temannya yang meminta dan memaksa Rangga untuk cepat-cepat datang diacara tersebut, sehingga Rangga pun pergi kepesta dengan tergesa-gesa dan membuat handphonenya tertinggal dan dia tak menyadari padahal  pacarnya telah menunggu sejak tadi siang hingga larut malam sekarang ini. Dan karena Rani sudah lama menunggu Rani pun pulang dengan sangat sedih dan menangis disepanjang jalan, di pertengahan jalan ternyata ada perampokan, karena Rani mengetahuinya dia pun langsung berteriak agar warga bangun dan menangkap perampok tersebut, untuk mencegah warga mengetahuinya maka Rani pun ditusuk dan dia pun banyak mengeluarkan darah dibagian perutnya, perampok tersebut pun langsung melarikan diri, warga pun berbondong-bondong menghampiri Rani agar secepatnya membawanya ke Rumah Sakit. Setelah Rangga pulang dari pesta temannya dia pun pulang dan langsung memegang handphonenya, Rangga pun baru ingat bahwa dia ada janji dengan Rani, dan Rangga pun langsung menelpon Rani untuk meminta maaf karena tidak tepat janji. Namun yang mengangkat bukan Rani tapi salah satu yang membawanya ke rumah sakit. Rangga pun berpura-pura mengaku pacarnya untuk mengetahui keberadaan Rani sekarang.
“selamat malam, bisa bicara dengan Rani.”
“ini siapa yah, adik keluarganya.”
“saya pacarnya Pak.”
“oh, Adik pacarnya ya, adik yang tabah ya.”
“kenapa pa, kenapa dengan pacar saya.”
“Pacar adik meninggal.”
“apa pa, bapak jangan bercanda.”
“adik datang aja ke rumah sakit bakti kusumo sekarang kalau tidak percaya.”
“iya saya kesana sekarang pak.”
Rangga pun masih tidak percaya, untuk memastikan kebenaran dari telepon tersebut Rangga pun langsung keluar dan pergi menuju Rumah Sakit. Sesampainya dia disana Rangga pun langsung mencari letak kamar Rani kepada suster.
“sus, ada pasien yang bernama Rani?”
“ada, yang baru saja datang tadikan, di masukkan di UGD, kenapa dek?”
“saya salah satu anggota keluarganya, terima kasih sus atas informasinya.”
 “iya sama-sama dek.”
Saat itu pun Rangga lari mencari ruang UGD, sesampainya iya disana akhirnya dia pun menemukan ruang dimana Rani ditangani dan dia pun juga bertemu dengan Bapa yang menelponnya tadi dan Bapa tersebut pun bercerita bahwa Rani memang sudah tidak bernyawa lagi.
“Rani dibunuh oleh perampok dek, dia terlalu banyak mengeluarkan darah  jadi Rani pun sudah meninggal saat diperjalanan menuju rumah sakit, dokter sudah melakukan semaksimal mungkin tapi apa daya dia tak dapat ditolong lagi, Bapa mohon Adik yang sabar yah.”
“ga mungkin pak, aku ga mau dia pergi.”
Dan Rangga pun angusng masuk ke ruang UGD tersebut, dan dia mendapati Rani memang sudah tak bernyawa lagi seperti yang Bapa tersebut bilang.
“maafkan aku Ran, aku nyesel banget, aku ga mau kehilangan kamu. Sebenarnya seandainya siang tadi aku ingat dan nepatin janjiku, aku bakalan nyatain cinta ke kamu, aku mau kamu jadi pacarku, karena kamu adalah orang yang pertama kali buat aku jatuh cinta, Ra bangun Ra..”
Hanya rasa menyesal yang menyelimuti hati Rangga. Tak terasa air matanya jatuh tak tertahankan dan tak mampu berkata apa-apa lagi. Dia sangat kecewa dan menyalahkan dirinya sendiri yang telah lupa dan melanggar janji kepada Rani.
“Tuhan mengapa kau renggut nyawa orang yang kusayang, apa karena aku yang telah lalai dan melupakan janjiku, tuhan aku ga sanggup menjalani hidupku seperti ini, aku sayang dia, aku cinta dia tuhan.
Saat Rangga menangis, Bapak tersebut datang dan memberikan sebuah surat yang berlumuran darah.
“maaf dek, ini ada sebuah surat di tas Rani yang sepertinya tertuju untuk adik mungkin dia bikin sebelum dia meninggal.

To:  Rangga Gilang Syahputra
‘Aku sayang kamu Ga. Aku kecewa kamu ga nepatin janjimu. Tapi aku paham mungkin kamu lagi sibuk banget sampai-sampai sms dan telponku ga direspon sama sekali. Tapi aku ga marah ko karena aku cinta sama kamu, kamu itu adalah orang yang bisa membuat hariku sekarang ini lebih berwarna, terima kasih banyak Ga, bagiku kamu itu adalah cinta pertama dan terakhirku untuk selamanya dan sampai kapanpun.

                                                                                                I love you forever
                                                                                                Rani cantika putri
THE END

Nama
:
 Anita Rahayu
Prodi
:
 Pendidikan Sosiologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar