Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan
Di kala sedih
Sebelumnya ku ikat hatiku
Hanya untuk aku seorang
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian
Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku .................
Itulah lagu kesukaanku, ku nyanyikan lagu ka sherina
dengan memainkan gitar setiap harinya berharap lagu itu bisa jadi kenyataan
untuk hidupku.
“Hufft, kapan cowok yang ku sukain suka sama aku
(berbicara dalam hati).”
“Hei, Ra melamun aja nih dari tadi, apa sih yang
dipikirin, share dong sama aku, kalo aku bisa kasih solusi gitu”(sambil nyengir
kuda).”
“Ahh apaan kamu ini siapa sih yang lagi ngelamun
(sambil ngelak).
“Yang bener, kalo ada apa-apa cerita aja sama aku.”
“beneran ga ada apa-apa ko Mel (sambil tersenyum).”
“Ya udah kalo gitu kita kekantin yuk, aku laper nih
Ra.”
“Oke. Oke deh.”
Oh iya, kenalin aku Rani. Aku punya 1 sahabat namanya
Melda, kami berteman sudah sejak SMP, orangnya itu bawel tapi nyenengin abis
makanya sampai sekarang aku ga pernah bosen sahabatan sama dia, walaupun kadang
ada cekcok mulut sih tapi ga apa-apa karena itu wajar sebagai ujian dalam
persahabatan.
“Mas pesan 2 porsi bakso ya seperti biasa, ucap
Melda.”
“iya neng.”
Setiap harinya pasti aku dan Melda nongkrong di kantin
buat makan 1 porsi bakso karena bakso pa Lenya enak banget, sumpah deh.
“Ra setelah pulang sekolah kita jalan yuk ke mall ato kemana
gitu.”
“ahh males aku Mel, aku mau pulang langsung aja.”
“yah ko gitu, pliss mau yah, aku lagi sumpek banget
nih dirumah.”
“emang kenapa jadi sumpek sih Mel?”
“karena mamah sama papah ku keluar negeri, jadi
tinggal aku sama ade ku aja deh dirumah, mau yah Ra(sambil tersenyum).”
“ya sudah, aku mau deh, demi kamu Melda sahabatku.”
“makasih sayang Rani.”
Bel pun berbunyi saatnya kami masuk kekelas kami
tercinta yaitu XI IPA 1, dan saat kami masuk ada kabar menggembirakan bahwa
guru yang mengajar dikelas kami tidak dapat masuk, karena menghadiri acara
keluarga, serentak anak-anak bersorak gembira.
“Asyik, Ibunya ga masuk.”ucap Melda
“iya Mel aku senang banget ga belajaran jam terakhir
ini, itu berarti kita sekarang bisa pulang dong.”
“Iya Ra, yuk kita ke mall sekarang yah”
“iya-iya deh.”
Kami pun bergegas keparkiran buat ngambil motor kami
masing-masing, setelah kami mengambil motor maka kami pergi menuju mall yang
paling besar dikotaku ini. Kami pun akhirnya sampai di mall, selanjutnya kami memasuki
mall dan mencari toko yang aksesorisnya bagus-bagus. Saat itu akupun tak
sengaja bertabrakan dengan seorang cowok.
“Maaf ya udah nabrak kamu, ucap cowok itu.”
“oh iya ga papa, seharusnya aku yang minta maaf sama
kamu.”
“hmm iya, kalo gitu sama-sama bermaafan aja kita
(sambil tersenyum).”
“oke deh betul banget kata kamu. Ya sudah aku mau
kesana dulu yah.”
“oke deh, hati-hati teman.”(sambil tersenyum).”
Kami pun berpisah di depan salah satu toko di mall tersebut.
Namun aku heran, aku terus saja memikirkan cowok yang bertabrakan dengan aku
tadi.
“ kerennya (ngomong sendiri).”
“Kamu bilang apa tadi Ra.”
“ehh ga ko Mel.” (sambil ketawa kecil).”
“apa-apaan kamu ini ga jelas banget.”
“Biarin aja, bleee (sambil menjulurkan lidah) .”
Kami berdua pun mulai menelusuri lagi toko-toko yang
ada di mall ini, untunglah akhirnya kami menemukan toko aksesorisnya yang
bagus-bagus, Melda pun cepat-cepat untuk masuk memilih aksesoris lalu kemudian
membelinya. Aku pun malah ga berminat buat beli aksesoris itu karena diotak ku
saat ini adalah sesosok cowok keren yang nabrak aku tadi.
“hei, Ra kamu ga mau beli aksesoris, banyak yang
bagus-bagus nih.”
“ga ahh males Mel.”
Setelah Melda menyelesaikan buat shoping aksesoris
ditoko tersebut, maka kami berdua pun pulang ke rumah masing-masing. Di
perjalanan aku pun masih saja memikirkan cowok tersebut seperti orang yang
sedang jatuh cinta. Dan aku tak merasa sama sekali bahwa aku sudah berada tepat
didepan rumahku, hampir-hampir mau kelewatan.
“aduh aku ini kenapa sih (bergumam dalam hati).”
Saat aku sampai di depan rumah, ternyata ada sesosok
cowok yang mirip dengan orang yang tadi nabrak aku di mall duduk di depan teras
rumahku seperti lagi menunggu seseorang, dan akupun menghampirinya karena aku
penasaran apakah benar dia cowok yang bertabrakan dengan aku tadi. Setelah aku
didepan dia duduk akupun terkejut ternyata itu benar seorang cowok yang
bertabrakan dengan aku tadi. Dan langsung aku bertanya kepadanya.
“hei, kamu ngapain kesini, tau rumahku dari
mana?”.(ucapku heran)
“hmm, aku kesini cuma mau ngebalikin dompet kamu yang
jatuh tadi waktu kita bertabrakan, ya karena dompet kamu yang jatuh ini
didalamnya terdapat KTP. Jadi aku bisa nemuin alamat kamu, maaf yah lancang
buka isi dompetmu (sambil tersenyum).”
“oh iya ga apa-apa, terima kasih banyak ya. Nama kamu
siapa kalau boleh aku tau?.”
“Nama aku Rangga, kalau nama kamu siapa?”
“kalau aku Rani, salam kenal ya. Mampir ke rumahku
dulu Ga.
“iya salam kenal juga, ga Ra, aku lagi mau ketempat
temanku nih, nanti kapan-kapan aku bisa aja ketempatmu lagi. (sambil
tersenyum).”
“oke deh ga papa, janji yah nanti kamu bakal mampir
ketempatku.”
“oke. Hmm boleh ga aku minta nomer kamu? Kalo nanti
ada apa-apa gitu.”
“oh iya boleh 0897xxxxxxx, jangan disebarin yah.
(sambil tertawa).”
“hahaha, iya ga bakalan ku sebarin. Aku pergi dulu ya,
sampai ketemu lagi.
“iya, sambil ketemu lagi.”(sambil tersenyum).”
Rangga pun pergi dari rumahku, akupun masuk kerumahku
dengan hati yang sangat berbunga-bunga. Rasanya aku sangat bahagia, keceriaanku
kembali datang dalam hidupku, aku bagaikan matahari yang memancarkan sinar
begitu teriknya seperti sangat bersemangat gitu. J
Tak terasa malam pun telah tiba saatnya aku tidur dan
besok harus bangun pagi-pagi karena ada senam pagi seperti biasa setiap hari
jum’at.
“ hoammm, aduh aku telat bangun.”
Akupun cepat-cepat bergegas pergi kekamar mandi,
selanjutnya memakai seragam dan langsung pergi kesekolah tanda sarapan pagi
dulu.
“Mamah, Papah aku pergi dulu yah, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam, aduh belum sarapan pagi lagi Rani ini.”
Sesampai aku disekolah aku dikejutkan dengan satu sms
yang masuk di handphone ku.
“siapa sih pagi-pagi sms aku. Hah, Rangga.”
Isi dari smsnya Rangga:
“Ra kita ketemuan yuk setelah pulang sekolah dicafe
dekat sekolah kamu.”
“boleh, tapi memang kamu tau dari mana sekolahku?.”
“tau ko dari kartu pelajarmu J”
“oke kalo begitu, setelah pulang sekolah yah.”
“iya Ra ku tunggu.”
Saat itu aku ga sabar pengen cepat-cepat pulang
sekolah biar bisa ketemu sama Rangga. Padahal saat itu aku lagi senam, sampai
gerakkan senamku salah-salah.
“Ra kenapa gerakanmu salah-salah begitu.”
“ga papa cuma lagi lupa sama gerakannya doang.
“alasan doang, bisanya ngelak terus kamu ini.”
“hehehe.”
Senam pun telah berakhir saatnya kami masuk untuk
pelajaran selanjutnya.
Setelah pelajaran selesai saatnya kami pulang. Aku
bergegas untuk pulang dan aku segera pergi ke cafe itu untuk bertemu Rangga.
Saat aku berada disana aku tak menemukan rangga, aku menunggu dia disana sampai
malam telah tiba, ku coba sms dan telpon namun tak diangkat-angkat. Aku
khawatir dan panik, apa yang harus ku lakukakan agar dia bisa membalas sms dan
telpon ku.
Di tempat yang berbeda ternyata pacarnya Rani lagi
dipesta ulang tahun temannya dan dia lupa kalau hari ini dia ada janji bertemu
dengan Rani di cafe, karena teman-temannya yang meminta dan memaksa Rangga
untuk cepat-cepat datang diacara tersebut, sehingga Rangga pun pergi kepesta dengan
tergesa-gesa dan membuat handphonenya tertinggal dan dia tak menyadari padahal pacarnya telah menunggu sejak tadi siang hingga
larut malam sekarang ini. Dan karena Rani sudah lama menunggu Rani pun pulang
dengan sangat sedih dan menangis disepanjang jalan, di pertengahan jalan
ternyata ada perampokan, karena Rani mengetahuinya dia pun langsung berteriak
agar warga bangun dan menangkap perampok tersebut, untuk mencegah warga
mengetahuinya maka Rani pun ditusuk dan dia pun banyak mengeluarkan darah
dibagian perutnya, perampok tersebut pun langsung melarikan diri, warga pun
berbondong-bondong menghampiri Rani agar secepatnya membawanya ke Rumah Sakit.
Setelah Rangga pulang dari pesta temannya dia pun pulang dan langsung memegang
handphonenya, Rangga pun baru ingat bahwa dia ada janji dengan Rani, dan Rangga
pun langsung menelpon Rani untuk meminta maaf karena tidak tepat janji. Namun
yang mengangkat bukan Rani tapi salah satu yang membawanya ke rumah sakit.
Rangga pun berpura-pura mengaku pacarnya untuk mengetahui keberadaan Rani
sekarang.
“selamat malam, bisa bicara dengan Rani.”
“ini siapa yah, adik keluarganya.”
“saya pacarnya Pak.”
“oh, Adik pacarnya ya, adik yang tabah ya.”
“kenapa pa, kenapa dengan pacar saya.”
“Pacar adik meninggal.”
“apa pa, bapak jangan bercanda.”
“adik datang aja ke rumah sakit bakti kusumo sekarang
kalau tidak percaya.”
“iya saya kesana sekarang pak.”
Rangga pun masih tidak percaya, untuk memastikan
kebenaran dari telepon tersebut Rangga pun langsung keluar dan pergi menuju Rumah
Sakit. Sesampainya dia disana Rangga pun langsung mencari letak kamar Rani
kepada suster.
“sus, ada pasien yang bernama Rani?”
“ada, yang baru saja datang tadikan, di masukkan di
UGD, kenapa dek?”
“saya salah satu anggota keluarganya, terima kasih sus
atas informasinya.”
“iya sama-sama
dek.”
Saat itu pun Rangga lari mencari ruang UGD,
sesampainya iya disana akhirnya dia pun menemukan ruang dimana Rani ditangani
dan dia pun juga bertemu dengan Bapa yang menelponnya tadi dan Bapa tersebut pun
bercerita bahwa Rani memang sudah tidak bernyawa lagi.
“Rani dibunuh oleh perampok dek, dia terlalu banyak
mengeluarkan darah jadi Rani pun sudah meninggal
saat diperjalanan menuju rumah sakit, dokter sudah melakukan semaksimal mungkin
tapi apa daya dia tak dapat ditolong lagi, Bapa mohon Adik yang sabar yah.”
“ga mungkin pak, aku ga mau dia pergi.”
Dan Rangga pun angusng masuk ke ruang UGD tersebut,
dan dia mendapati Rani memang sudah tak bernyawa lagi seperti yang Bapa tersebut
bilang.
“maafkan aku Ran, aku nyesel banget, aku ga mau
kehilangan kamu. Sebenarnya seandainya siang tadi aku ingat dan nepatin
janjiku, aku bakalan nyatain cinta ke kamu, aku mau kamu jadi pacarku, karena
kamu adalah orang yang pertama kali buat aku jatuh cinta, Ra bangun Ra..”
Hanya rasa menyesal yang menyelimuti hati Rangga. Tak
terasa air matanya jatuh tak tertahankan dan tak mampu berkata apa-apa lagi.
Dia sangat kecewa dan menyalahkan dirinya sendiri yang telah lupa dan melanggar
janji kepada Rani.
“Tuhan mengapa kau renggut nyawa orang yang kusayang,
apa karena aku yang telah lalai dan melupakan janjiku, tuhan aku ga sanggup
menjalani hidupku seperti ini, aku sayang dia, aku cinta dia tuhan.
Saat Rangga menangis, Bapak tersebut datang dan
memberikan sebuah surat yang berlumuran darah.
“maaf dek, ini ada sebuah surat di tas Rani yang
sepertinya tertuju untuk adik mungkin dia bikin sebelum dia meninggal.
To: Rangga
Gilang Syahputra
‘Aku sayang kamu Ga. Aku kecewa kamu ga nepatin
janjimu. Tapi aku paham mungkin kamu lagi sibuk banget sampai-sampai sms dan
telponku ga direspon sama sekali. Tapi aku ga marah ko karena aku cinta sama
kamu, kamu itu adalah orang yang bisa membuat hariku sekarang ini lebih
berwarna, terima kasih banyak Ga, bagiku kamu itu adalah cinta pertama dan
terakhirku untuk selamanya dan sampai kapanpun.
I
love you forever
Rani
cantika putri
THE END
Nama
|
:
|
Anita Rahayu
|
Prodi
|
:
|
Pendidikan Sosiologi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar